Puisi-puisi Oleh Aisyah

Rindu Sendiri

Rindu ini membunuhku
Kau tak kan tahu, semakin hari semakin berat
Negeri ini terlalu luas bila harus membuat kita terpisah oleh kerinduan
Rindu yang tak pernah diutarakan sampai akhirnya kau pergi
Pergi dengan meninggalkan kerinduan
Biarlah…
Biarlah aku yang tanggung rindu ini
Rindu yang tak pernah tersampaikan
Biarlah…
Biar aku saja yang punya
Biar aku saja yang menyimpan rindu ini padamu
Tak mengapa aku yang rindu sendiri

Senja-senja Kesayanganku

Senja… kau selalu menepati janjimu
Senja… kau selalu hadir di penghujung siang
Senja… warnamu indah membuatku candu
Senja… kau tempat mengadu kerinduanku
Senja… walau hadirmu hanya sepersekian detik tapi kemegahanmu membuat ragaku kembali
Senja… senja kesayanganku akan selalu ku nantikan hadirmu di penghujung siangku

Puisi Rindu Sendiri dan Senja-senja Kesayangan ditulis oleh Aisyah siswa kelas IX.1 MTsN Dharmasraya. Gadis manis yang bercita-cita menjadi novelis ini suka dengan hal-hal yang bersifat sastra seperti menulis puisi dan cerpen. Semangat untuk terus belajar tak pernah tergoyahkan. Novelis adalah impiannya kelak. Semoga apa yang diimpikan menjadi pelangi pada masanya 😇

More From Forest Beat

Malaikat Kecilku

Matahari kecil dalam pelukan dunia itulah dirimuSinarmu mengusir kegelapan yang temaranMenyinari ruang gelap penuh sesakCahayamu hadir memberi penyejukSeperti pelangi dalam hujanMemberi warna hiasi dunia Genggaman...
Puisi
0
minutes

Guruku, Mata Air Ilmu

Pagi ini mentari menaburkan senyumannya semanis raut wajahmu gurukuKulangkahkan kaki menuju madrasah menjemput ilmu untuk mendapatkan berkah Guruku...Engkau bimbing aku berbahasaEngkau ajarkan aku aksaraDan engkau...
Puisi
0
minutes

Tiga Tahun Sudah

Rasanya baru kemarinKetika kami malu-maluDatang di tempat ini Bertemu dengan kawan dan guru yang baruTujuan kami di sini hanya satu menggapai cita dan harapan berbudi...
Pendidikan
0
minutes

Gerimis Mencumbu Jingga

Subuh membasuh luruh bermandikan titik hujanMenambah gaduh jiwa yang terbaring usangKapankah mentari menyapa pagi?Sementara rinai masih menyirami bumi Bekunya pekat subuh berangsur-angsur tepiskan kelamMenyibakkan secercah...
Puisi
0
minutes
spot_imgspot_img