Pesona Alam Nagari Sumpur, Kabupaten Tanah Datar yang Memanjakan Mata


Merencanakan liburan bersama keluarga pada hari raya Idulfitri adalah rutinitas yang saya lakukan bersama suami dan anak-anak tersayang. Saya menjadwalkannya pada H+5. Ini salah satu pilihan untuk menghindari kemacetan arus lalu lintas jalan raya Singkarak.

Kali ini keluarga kecil saya memilih nagari Sumpur, Kecamatan Batipuh Selatan, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Salah satu tempat yang belum pernah saya kunjungi, meskipun sudah berlalu lalang di jalan raya Singkarak, atau lebih tepatnya persimpangan jalan menuju ke Sumpur. Saya memilih Sumpur karena masih berdekatan dengan Batusangkar, kampung halaman suami.

Tepat pukul 14.30 WIB saya bersama suami dan dua putra kesayangan berangkat dari rumah, Kota Batusangkar ke Sumpur menggunakan motor matic. Menempuh perjalanan +25 km melewati jalan Kubu Karambia menuju ke Kecamatan Batipuh.

Tepat di persimpangan jalan dari arah seberang kanan bertuliskan pada sebuah gapura “Selamat Datang di Nagari Sumpur”, sang suami memberanikan diri melintasi jalan raya untuk masuk ke jalan itu. Tanpa ragu-ragu motor melaju dengan kecepatan standar. Melirik kanan dan kiri pemandangan terhampar luas yang dipenuhi oleh pohon sawo.

Saya dibuat takjub dengan pesona pemandangan nagari Sumpur dari atas danau Singkarak. Hamparan sawah dan pohon kelapa membentang luas memanjakan mata. Di persimpangan jalan kami berhenti sebentar. Saya segera merogoh gawai yang berada di dalam tas dan langsung membidik pemandangan yang elok ini.

Setelah itu, melanjutkan perjalanan ke bibir Danau Singkarak. Mengikuti jalan tempat kami berhenti tadi. Kiri dan kanan terdapat rumah penduduk. Sampailah kami di ujung jalan.

Arah kanan dari rumah penduduk atau tepatnya di belakang rumah mereka adalah Danau Singkarak. Tempat ini cukup damai dan sejuk. Ternyata sudah ada beberapa pengunjung yang bermain air atau mandi di pinggir Danau Singkarak.

Dua jagoan bersorak kegirangan melihat air danau di depan mata dan tidak sabaran lagi ingin bermain air. Di sana terdapat beberapa perahu penduduk yang tersusun rapi. Ada seorang anak kecil tengah memancing ikan di pinggir danau.

Saya memilih tempat ternyaman untuk menikmati pesona Danau Singkarak dari bibir danau. Melangkahkan kaki ke arah kanan menyusuri bebatuan dan akar pepohonan yang batangnya menjorok ke tengah danau. Di sampingnya terdapat batang pohon kelapa yang sudah ditebang yang ujung batangnya menyentuh air danau. Suara riak danau dan kicauan burung menyejukkan gendang teliga. Hembusan angin sore menyejukkan raga. Di sanalah kami duduk dan bersantai.

Bersantai sejenak melepas penat

Suami segera melepaskan sandal dan diikuti oleh duo jagoan untuk merendamkan kaki di air danau. ” Wuihhh… airnya seger”, seloroh si bungsu. Saya mengomandokan duo jagoan untuk melepaskan pakaian dan bermain air di pinggir danau.

Di sebelah kanan tempat kami duduk berjarak 5 meter, tampak beberapa pemancing yang tengah memancing ikan. Tempatnya agak menjorok ke tengah danau. Sayup-sayup terdengar suara gurau mereka sambil menanti umpan dimakan ikan.

Setelah penat bermain air, perut duo jagoan terasa lapar. Saatnya menyantap nasi bungkus di bawah pohon rindang sambil memandangi hamparan air danau di depan mata. Kemudian mengganti pakaian dan kembali melanjutkan perjalanan ke arah atas danau.

Sebelum menuju tempat kami memarkir motor, di tempat perahu yang tersusun rapi, ada seorang  bapak berumur +60 tahun yang hendak ke tengah danau untuk menangkap si fauna endemik yaitu ikan bilih khas Singkarak. Sang suami sempat bercengkrama dengan beliau. Ia mengatakan bahwa dalam sehari mendapatkan ikan bilih kira-kira 8 kg. Menangkap ikan, mulai dari sore hingga malam hari dengan menggunakan peralatan jala dan lampu di kepala.

Belum puas sampai di sana, kami melanjutkan perjalanan mengitari Nagari Sumpur. Dalam perjalanan, saya mendapati Balai Adat Nagari dan Kantor Wali Nagari Sumpur. Singkarak Sumpur Hotel, bagi yang ingin menginap di sana. Kiri dan kanan jalan yang saya lewati terdapat rumah-rumah penduduk yang di halaman rumahnya dipenuhi oleh pohon sawo, salah satu buah tangan yang bisa dibawa pulang.

Mata ini tak henti-hentinya memandangi pesona alam Danau Singkarak yang kasat mata dari atas nagari Sumpur. Sungguh perjalanan yang paling mengesankan dan ingin berkunjung kembali ke sana karena saya dan keluarga menyukai pemandangan alam nan memesona. Inilah cerita saya, bagaimana dengan Anda?

Potret dokumentasi pribadi.

Fide Baraguma
Fide Baraguma Ibu dari dua jagoan hebat yang mengabdi diperbatasan Sumatera Barat dan Jambi

Posting Komentar untuk "Pesona Alam Nagari Sumpur, Kabupaten Tanah Datar yang Memanjakan Mata"