Si Tukang Gaduh
Pembelajaran kali ini dilakukan pada dua shift. Shif 1 masuk jam 07.30 dan shif 2 masuk jam 11.00. Sekali seminggu peserta didik digilirkan secara bergantian untuk bertukar shif. Hari ini, jadwal mengajarku cukup padat. Masuk secara bergantian di tiga kelas dengan waktu pembelajaran yang berdekatan. Bel jam ke-3 sudah dibunyikan, tandanya aku beralih ke kelas berikutnya. Dengan mengucapkan salam, aku masuk ke kelas IX.9. Setelah kucermati, hanya ada 2 orang anak laki-laki yang berada di kelas itu. Selang beberapa menit, masuklah rombongan anak laki-laki yang berada di luar tadi.
Setelah mengambil daftar hadir, aku melanjutkan pembelajaran dengan menjelaskan kisi-kisi ujian tengah semester. Di tengah perjalanan menjelaskan pelajaran, Adi disibukkan dengan bekas triplek meja yang rusak. Kuperhatikan ia sedari tadi asyik mempleteli serbuk-serbuk pada potongan triplek itu yang menimbulkan bunyi yang membuat gaduh. Sementara itu, Fuad dan Alex yang duduk di bangku belakang tengah membuka bungkus roti yang menimbulkan suasana kelas yang tidak kondusif dan semuanya itu membuat konsentrasiku buyar seketika. Ku mencoba untuk menahan amarah, untuk tidak marah-marah dan mencoba tenangkan diri, sambil menasehati seisi kelas. Syifa menenangkan kelas dengan menyuruh teman yang membuat gaduh tadi diam. Tampak di belakang sana, Fuad dan Alex hanya menundukkan kepala.
Bel pergantian jam pelajaran dibunyikan. Aku segera merapikan buku-buku pembelajaran yang berserakan di atas meja. Ternyata sudah ada pak guru Rendy yang akan mengajar selanjutnya dan sudah menunggu di luar kelas. Sambil mengucapkan salam, aku pergi meninggalkan kelas itu. Keesokan harinya, masih dengan kelas yang sama. Penilaian tengah semester bahasa Indonesia dimulai. Sebelum ujian dimulai kuberikan beberapa petunjuk dan tata cara menjawab soal dalam ujian. Suasana ujian berjalan lancar. Tidak adalagi kegaduhan di dalam kelas ini. Sambil menyerahkan lembar ujian, tiba-tiba Adi, Fuad dan Alex menyodorkan tangannya kepadaku “kami minta maaf Bu.”
Posting Komentar untuk "Si Tukang Gaduh"
Posting Komentar