8 Permainan Tradisional Minang yang Dirindukan Saat Pulang Ke Kampung Halaman
Permainan Tradisional Minang – Berbicara mengenai Minangkabau kampuang urang awak, tidak terlepas dari adat dan kebudayaannya yang beragam. Minangkabau mempunyai bermacam permainan yang diwariskan secara turun temurun.
Seiring berjalannya waktu, permainan anak ini sudah mulai bergeser di telan zaman. Anak-anak zaman now ini mungkin tidak mengetahui permainan yang melegenda di kampungnya dulu. Saya sebagai anak generasi millenial yang lahir pada tahun 80-an masih meninggalkan memori indah kebersamaan bermain di alam bebas bersama teman.
Lain halnya dangan anak zaman sekarang yang mungkin tidak mengenal permainan tradisional ini. Mereka sibuk dengan gawainya masing-masing. Oleh sebab itu, sebagai pemuda Minang hendaknya mengenalkan kembali permainan ini kepada anak cucu kita. Apa saja permainan tradisional yang dirindukan saat pulang ke kampung halaman? Berikut ulasannya.
Permainan Tradisonal Minang yang Dirindukan
Sipak tekong
Sipak tekong adalah permainan yang melegenda di kampung saya. Saat pulang mengaji di surau, saya dan teman-teman menyempatkan diri bermain ini sebelum pulang ke rumah. Sipak artinya sepak dan tekong berarti kaleng.
Ada satu orang yang bertugas sebagai penjaga dan yang lainnya bersembunyi. Dengan menyiapkan 1 kaleng bekas yang diletakkan di tengah lingkaran. Salah satu dari orang yang akan bersembunyi menyepak jauh-jauh kaleng tersebut kemudian penjaga mengambil kaleng dan meletakkannya kembali ke tengah lingkaran. Kemudian mencari teman-temannya yang bersembunyi.
Jika si penjaga menemukan teman yang bersembunyi, penjaga harus menyebutkan nama dan menyentuh tekong sambil berkata sipak tekong. Jika hal ini tidak dilakukan, maka orang yang bersembunyi tadi dapat bersembunyi kembali dengan menyepak tekong tersebut hingga jauh dan diambil kembali oleh si penjaga untuk meletakkannya ke tengah lingkaran. Yang membuat permainan ini berbeda adalah pemain yang dahulu tertangkap dapat diselamatkan.
Mancik-mancik
Permainan ini merupakan urutan kedua setelah sipak tekong di kampung saya. Mancik dalam Bahasa Indonesia berarti tikus. Mancik-mancik adalah permainan yang dimainkan anak-anak yang berjumlah sekitar 10 sampai 15 orang. Permainan ini dilakukan di dalam ruangan atau tempat yang memungkinkan untuk bersembunyi. Seperti dengan namanya, pemain akan bersembunyi seperti mancik.
Sebelum permainan mancik-mancik dimulai, pemain akan hompimpah terlebih dahulu untuk menentukan siapa yang akan menjsdi penjaga. Anak yang bertugas sebagai penjaga akan menutup mata menghadap ke dinding sambil menghitung angka 1 sampai 10.
Sementara itu, teman yang lain akan bersembunyi. Setelah hitungan selesai, penjaga mencari teman-temannya yang bersembunyi. Jika anak yang bersembunyi ditemui oleh si penjaga pertama kali, maka dialah yang akan bertugas sebagai penjaga. Permainan ini melatih anak-anak kita untuk saling bergotong royong.
Cak Bur
Permainan ketiga yang menguras tenaga adalah cak bur. Nama lain dari permainan ini adalah gala panjang. Kenapa cak bur? Karena permainan ini harus mengucapkan kata cak dan bur. Permainan ini dilakukan di lapangan yang dibagi oleh dua tim dan membuat garis kotak-kotak di atas tanah.
Satu tim berperan sebagai penjaga dan satu tim lagi sebagai pemain. Tim pemain harus melewati kotak-kotak yang dijaga oleh tim penjaga. Pemenang dalam permainan ini, tim pemain tidak boleh tersentuh oleh tim penjaga hingga tim pemain habis melewati kotak-kotak hingga ujung.
Permainan akan dimulai oleh penjaga paling depan dengan mengucap kata cak dan diakhiri dengan pemain yang berhasil melewati penjaga dan mengucapkan bur untuk menandai kemenangannya. Permainan akan diulang hingga semua anggota tim berhasil lolos.
Kuciang-kuciang
Kuciang-kuciang adalah permainan dengan menggunakan 6 buah biji congklak ataupun batu-batu kecil ditambah dengan satu bola tenis. Permainan ini biasanya dilakukan oleh anak perempuan. Permainan ini merupakan permainan favorit saya karena dapat mengasah kemampuan otak.
Cara bermain kuciang-kuciang sangat mudah. Permainan ini dimulai dengan melambungkan bola tenis kemudian diikuti dengan menabur biji congklak. Saat bola melambung ke atas, pemain mengambil biji congklak yang terserak sesuai tingkatannya. Jika biji tidak terambil, bola tidak tertangkap maka pemain dikatakan gugur dan dilanjut dengan pemain selanjutnya yang sudah menunggu.
Congkak
Nama permainan ini disebut juga dengan congklak. Di kampung saya, ini merupakan permainan anak perempuan yang sudah turun temurun dimainkan sambil menunggu beduk berbuka puasa. Permainan ini membutuhkan satu papan congklak dan biji cangkang kerang maupun batu-batu kecil. Papan congklak memiliki 16 lubang yang terdiri dari 2 lubang besar dan 14 lubang kecil.
Sebelum permainan dimulai, tentukan siapa yang akan jalan duluan dengan suit. Orang yang menang akan mengambil semua biji pada satu lubang dan mengisi lubang papan satu persatu dari kiri ke kanan sampai biji habis dan ambil lagi biji dari tempat terakhir menaruh biji. Begitu seterusnya sampai ada yang memiliki jumlah biji terbanyak, dan dialah yang menang
Lompek Tali
Permainan tradisional ini disukai oleh gadih minang termasuk saya. Alat yang dibutuhkan untuk lompek tali adalah karet gelang. Karet gelang disambung satu persatu hingga menjadi panjang dan ujung karetnya diikat.
Cara bermain lompek tali membutuhkan 2 orang untuk memegang tali dan beberapa orang untuk melompat. Pemain melompati tali dimulai dengan posisi tali paling rendah dengan duduk jongkok, dipinggang, telinga, kepala, dan lebih tinggi sejengkal di atas kepala. Jika pemain tidak berhasil melewatinya, maka gantian dengan teman yang memegang tali. Begitu seterusnya. sudah berhasil.
Tapak Orok
Permainan tapak orok merupakan permainan tradisional yang disukai oleh anak perempuan. Tapak orok dalam bahasa Indonesia adalah permainan engklek. Permainan ini digambar di atas tanah, dengan gambar kotak, rok, maupun gunung. Kemudian melompat dengan satu kaki dari kotak satu ke kotak berikutnya. Tapak orok dimainkan dengan secara berkelompok maupun perorangan.
Ini merupakan salah satu permaian yang paling saya sukai karena dapat melatih keseimbangan. Para pemain hompimpa dulu untuk menentukan siapa yang maju duluan. Sebelum melompat, pemain melempar batu ke dalam kotak-kotak dimulai dari urutan paling bawah. Setelah itu, melompat menggunakan satu kaki tanpa mengenai garis. Jika terjatuh pada saat melompat, pemain harus meletakkan batu di satu kotak terakhir yang bertanda untuk mengawali giliran pemain.
Kalereng
Salah satu jenis permainan yang disukai oleh anak laki-laki. Saat kecil dulu, saya masih ingat sepupu saya yang jago main kalereng hingga mengoleksinya sebotol toples plastik. Berbagai warna dan ukurannya yang beragam.
Kelereng diletakkan di dalam lingkaran. Kemudian, menyentilnya ke kelereng lawan. Setelah itu, secara bergantian pemain akan menyentilkan kelereng mereka ke kelereng lawan yang ada di dalam lingkaran. Jika setelah menyentil kelereng dan mengenai kelereng yang ada di dalam sampai keluar lingkaran, kelereng tersebut akan menjadi miliknya.
Kesimpulan
Demikianlah permainan tradisional Minang yang dirindukan saat pulang ke kampung halaman. Adakalanya kita menjemput memori itu untuk memainkannya bersama anak cucu kita. Permainan ini sempat terkenal pada masanya. Oleh karena itu, kita harus melestarikan permainan ini agar tidak ditelan oleh masa. Dan juga dapat hidup bersosial dengan masyarakat. Masih adakah permainan ini dimainkan di daerahmu?
Posting Komentar untuk "8 Permainan Tradisional Minang yang Dirindukan Saat Pulang Ke Kampung Halaman"
Posting Komentar