Lomba Baca Puisi Daring MTsN Dharmasraya


Pertama kalinya MTsN Dharmasraya melaksanakan Class Meeting Daring di tengah wabah covid-19. Kegiatan ini diadakan karena kabupaten Dharmasraya kembali masuk pada zona merah penyebaran covid-19. 

Ada 3 perlombaan yang akan dilakukan, yaitu lomba kultum, baca puisi, dan solo song. Masing-masing kelas mengutus 1 orang peserta lomba yang akan unjuk gigi di depan kamera hp berupa video dengan kemampuan yang mereka miliki. Kelas yang akan mengikuti kegiatan ini tentunya kelas VII dan VIII.

Class meeting daring dimulai pada hari Senin, 14 s.d. Kamis, 17 Juni 2021. Masing-masing wali kelas akan menunjuk peserta didik terbaiknya untuk tampil pada acara ini.

Saya ditugaskan sebagai salah satu juri pada cabang lomba baca puisi. Dalam lomba puisi tentu diharapkan peserta bisa mengeluarkan seluruh kemampuan terbaiknya dalam membacakan sekaligus mampu menyampaikan isi atau pesan dari puisi itu sendiri.

Puisi Siapakah yang Akan Dibacakan?

Puisi yang dilombakan pada class meeting daring ini adalah puisi Membaca Tanda-tanda karya Taufik Ismail. Puisi ini bercerita tentang alam. Pengarang menuliskan keprihatinannya pada alam yang sudah tidak asri lagi akibat ulah tangan-tangan manusia yang merusak lingkungan. Kita sebagai manusia sudah diingatkan pada tanda-tanda yang muncul lewat peristiwa alam. Namun, apakah kita sadar bisa membaca tanda-tanda lewat gejala alam? Ini yang menjadi pertanyaan besar bagi penulis.

Kriteria Penilaian Lomba Baca Puisi

Menurut Hamdy Salad (2014: 172-175) kriteria penilaian baca puisi meliputi 3 hal, yaitu : penghayatan, pengucapan, dan penampilan. Penghayatan berkaitan dengan interpretasi pembaca yang ditengarai dari emosinya saat membacakan puisi. Pengucapan merupakan kualitas vokal atau suara pembaca puisi. Penampilan tampak pada gerak tubuh, teknik panggung, totalitas atau bentuk ekpresi pembaca puisi secara keseluruhan.

Penghayatan terdiri dari aspek : ketepatan penafsiran, intensitas emosi, dan konsentrasi. Peserta harus bisa memberikan penghayatan saat membacakan puisi agar pesan dari puisi bisa ikuf dirasakan oleh juri. Selain itu, dipenghayatan ini letak pemberian nilai dengan poin tertinggi yaitu 40.

Pengucapan terdiri dari aspek : artikulasi, intonasi, dan diksi. Pelafalan yang diucapkan oleh peserta harus jelas saat membacakan puisi. Jangan sampai ada diksi yang kurang jelas. Intonasi berkaitan dengan penekanan kata, baik tinggi rendahnya suara dalam pembacaan puisi. Misalnya, ketika membacakan bait kesedihan dan  intonasinya berbeda dan tidak sama. Pengucapan ini diberi nilai 30.

Penampilan terdiri dari aspek : gerak tubuh, mimik, dan totalitas ekspresi. Peserta puisi harus mampu mengekspresikan gerak tubuh dan mimik wajah sesuai dengan bait yang ada pada puisi. Jika membaca bait kemarahan, maka peserta harus mengekpresikan kemarahan tersebut. Ini tergambar jelas pada mimik wajah. Begitu juga membacakan bait tentang kerinduan. Poin penampilan adalah 30. Jadi jumlah poin secara keseluruhan 100.

Siapakah Pemenang Lomba Baca Puisi?

Berdasarkan kriteria di atas, juri akan menilai hasil kiriman video peserta lomba. Penilaian saya lakukan bersama tim juri lomba baca puisi yang telah ditunjuk. Ada 13 peserta lomba baca puisi dari 13 kelas di MTsN Dharmasraya. Setelah melakukan penilaian maka kami dewan juri memutuskan pemenang lomba baca puisi.

Juara 1 diraih oleh perwakilan kelas VIII.1 dengan nama peserta Gita Mawarni. Juara 2 atas nama Kirani Alkhumairah, utusan kelas VII.1. Juara 3 direbut oleh kelas VII.5 dengan nama peserta Syahna Ukhwa Shodiqa.

Setiap peserta mempunyai kelebihan dan kekurangan di setiap penampilan. Ada yang lebih pada vokal, tetapi kurang pada penghayatan. Begitu juga sebaliknya. Sejatinya, puisi ini membutuhkan penghayatan yang dalam sehingga pesan yang ingin disampaikan penulis bisa dirasakan oleh pembaca.

Nah, pada lomba baca puisi kali ini, dewan juri memutuskan kelas VIII.1 terpilih sebagai pemenang. Hal ini bisa dilihat pada video hasil pembacaan puisi oleh pemenang. Penampilan dari kelas VIII.1 memenuhi kriteria penilaian terbaik dengan nilai 90. Kelebihan kelas VIII.1 tertetak pada penghayatan dan pengucapan. Kemudian diimbangi dengan penampilannya.

Sementara itu, kelas VII.1 mendapati juara kedua karena peserta lomba tidak total dalam penghayatan tetapi bagus dalam pengucapan. Begitu juga dengan juara 3 yang mampu mengimbangi kriteria penilaian puisi.

http://https://youtu.be/CM5iQ9pdOXw

Demikianlah lomba baca puisi daring yang dilaksanakan oleh MTsN Dharmasraya. Dengan adanya kegiatan tersebut dapat memupuk peserta didik untuk mencintai budaya literasi. Semoga aktivitas ini dapat memberikan pengalaman dan manfaat bagi peserta didik, supaya ke depannya untuk dapat mempersiapkan penampilan yang lebih matang lagi.

Fide Baraguma
Fide Baraguma Ibu dari dua jagoan hebat yang mengabdi diperbatasan Sumatera Barat dan Jambi

Posting Komentar untuk "Lomba Baca Puisi Daring MTsN Dharmasraya"